Minggu, 26 Oktober 2014

MENELUSURI ISTILAH BOBOTOH

“Yuk ah urang ngabobotohan
Persib!”. Ungkapan seperti ini sangat lazim sejak beberapa tahun lalu.

Pernyataan tersebut semakna dengan ungkapan: “Yuk ah urang
ngadukung Persib!” atau “Yuk ah urang nyuporteran Persib!”.
Bagi bobotoh Persib, istilah “bobotoh” sudah menjadi sebutan khas untuk menggantikan istilah “suporter” atau “pendukung”.

Ya, “supporter” (dengan dua “P”) memang diadaptasi menjadi “suporter” (dengan
satu “P”). Selain itu,
“supporter” pun dipadankan menjadi “pendukung”.

Namun, berdasarkan
pemahaman penulis, istilah “suporter” tampaknya lebih
banyak didengar daripada “pendukung”. Mungkin masyarakat menilainya lebih
keren (?).

Lalu, sejak kapan istilah
“bobotoh” digunakan?

Pada masa lalu, suporter
Persib sudah banyak.
Suporter Persib itu pun
bernama “Balad Persib” dan “Persib Fans Club”. Meskipun berkesan kelompok suporter,
menurut hemat penulis,
“Balad Persib” dan “Persib
Fans Club” itu bukanlah
kelompok suporter tertentu (eksklusif). Artinya, si A, si B,
si C, atau penulis sendiri bisa menyebut sebagai “Balad Persib” atau “Persib Fans
Club”.
Di dalamnya bukan
saya sendiri, tetapi saya
bergabung atau menggabungkan diri bersama teman-teman sesama penggemar Persib.

Tidak ada semacam “Franchise”. Tidak
ada cabang-cabangan.
Karenanya, dalam konteks yang melebar, saya memandang bahwa pada masa itu antar suporter tersebut bersifat cair. Saya pun suka menggambarkan
bahwa kericuhan antar
suporter itu sudah terjadi
sejak jaman dahulu, tetapi permusuhan antar suporter itu baru terjadi sejak era Liga Indonesia.

Namun demikian, terlepas dari itu, terjadinya permusuhan antar suporter belum tentu atau bukan
dilatarbelakangi oleh lahirnya beberapa kelompok suporter.

Itu bukanlah pembenaran. Mungkin karena masih cair. Jadi, kembali ke pertanyaan
semula, sejak kapan istilah “bobotoh” digunakan?

Ya,
sebagai salah seorang saksi hidup kejayaan Persib, saya baru mendengar istilah
“bobotoh” itu pada awal
tahun 1990-an. Selain itu,
“beruntunglah” saya, dari
hasil penelusuran, kliping
“tertua” yang diperoleh untuk melihat istilah “bobotoh” didasarkan pada koran Pikiran
Rakyat edisi 18 Agustus 1991.

Mungkin ada pihak lain yang memiliki kliping lebih lama dari itu.

>>
OK, Oke, yuk bobotoh, urang ngabobotohan PersiB!